MIXED FRESH INFO

Ada-ada saja kejadian selama bulan ramadan ini yang dilakukan oleh beberapa orang. Ada yang sibuk mencari rejeki tambahan, adapula yang ramai-ramai melakukan sidak (inspeksi mendadak) baik di kantor pemerintahan maupun pasar. Yang aku heran kenapa sidak itu harus dilakukan setiap bulan ramadhan? Pastinya pegawai atau pedagang sudah tahu kebiasaan para pemimpinnya sehingga tentunya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti yang dilakukan di beberapa daerah dimana para pejabat daerah sibuk melakukan sidak ke bawahannya yang tidak atau telat datang ke kantor pada waktu awal puasa yang lalu. Itupun mereka melakukan sidak setelah mendapatkan perintah langsung dari atasannya melalui surat edaran atau memo intern beberapa hari sebelumnya. Apakah mereka sebagai pimpinan kantor tidak bisa mengambil keputusan sendiri terhadap sikap pegawainya sendiri yang tidak menaati peraturan?

Ini juga terjadi ketika kemarin menonton berita siang di salah satu televisi swata yang membahas menteri-menteri kabinet bersatu sibuk "turun gunung" ke pasar untuk melihat perkembangan harga sembako yang katanya terus naik ketika bulan puasa tiba. Anehnya menteri-menteri tersebut ketika sidak mengatakan kalau harga beberapa barang kebutuhan pokok itu mengalami sedikit penurunan harga dari biasanya. Padahal kenyataannya tidak ada barang kebutuhan pokok yang harganya menurun. Sepertinya kebiasaan sidak oleh para pejabat di negeri ini sudah menjadi tradisi yang susah untuk dilepaskan. Kenapa juga mereka tidak turun ke lapangan ketika harga-harga sembako baru naik? Alasan yang dikemukakan pastinya tetap sama yakni harga masih naik wajar. Apa ia harga barang yang naik tiap hari bisa dikatakan wajar? Memang sih harga barang naik karena adanya hukum pasar yakni hukum permintaan dan penawaran. Apa mereka hanya mencari popularitas semata?