Peredaran uang palsu diperkirakan akan marak terjadi selama bulan Ramadhan. Uang palsu yang diduga akan banyak beredar yakni uang kertas pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000. Ini seperti yang di Medan mengalami peningkatan dimana peredaran uang palsu bulan Juni mencapai Rp 9,040 juta dari Januari yang Rp 4,954 juta. Uang palsu sebanyak Rp 9,040 juta itu berasal dari 165 lembar uang yang ditemukan dalam transaksi di perbankan di bawah Kantor BI Medan, yang terdiri atas 29 lembar pecahan uang Rp100.000, dan 116 lembar uang Rp50.000, serta 14 lembar Rp20.000, selain enam lembar uang Rp10.000.
Penyebaran uang palsu itu juga sulit terdeteksi. Di beberapa kasus ditemukan uang palsu beredar di lokasi-lokasi ramai, namun ada pula temuan uang palsu di lokasi yang sepi. Oleh karena itu, masyarakat lebih baik mengambil tindakan preventif yakni dengan menerapkan tindakan 3D (dilihat, diraba, dan diterawang) pada uang yang dimiliki. Lain lagi yang dilakukan Bank Indonesia Cabang Bengkulu yang membagikan 200 kaca pembesar dan lampu sinar ultra violet kepada masyarakat untuk mengantisipasi peredaran uang palsu. Kaca pembesar dan lampu sinar ultra violet dapat digunakan masyarakat agar bisa membedakan antara uang asli dan palsu sehingga mereka tidak menjadi korban peredaran uang palsu.
Manfaat kaca pembesar adalah bisa melihat tulisan mikro yakni tulisan berukuran sangat kecil yang terlihat pada uang kertas asli. Sedangkan manfaat lampu sinar ultra violet adalah melihat invisible ink atau hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultra violet. Bank Indonesia Cabang Bengkulu juga melakukan sosialisasi dengan cara membagikan brosur dan poster tentang ciri-ciri uang palsu dan asli kepada semua lapisan masyarakat di Provinsi Bengkulu.
One Response to "PEREDARAN UANG PALSU MENJELANG BULAN RAMADHAN"
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.