Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu merancang pendirian radio siaga bencana untuk penyebarluasan informasi gempa dan mitigasi bencana. Provinsi Bengkulu yang berada di zona merah rawan bencana gempa dan tsunami harus memiliki strategi menyiapkan masyarakat yang sadar bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tersebut.

Media yang digunakan untuk melakukan penyadaran dan pendidikan terhadap masyarakat kata dia adalah dengan mendirikan radio siaga bencana tersebut yang dapat diakses warga di 1.400 desa di provinsi ini. Hal ini karena 80 persen penduduk desa biasanya membawa radio kecil ke kebun sehingga cocok untuk diterapkan. Budaya membaca yang masih rendah juga menjadi salah satu faktor penentu dalam pembentukan radio siaga bencana tersebut sehingga budaya tutur atau mendengar yang masih dominan di masyarakat bisa dijangkau.

Untuk tahap awal kata dia pemerintah daerah sudah menyediakan anggaran sebesar Rp1,9 miliar dari APBD 2011 untuk membangun studio, menara pemancar, dan perekrutan sejumlah tenaga penyiar. Direncanakan pada November atau Desember sudah bisa siaran dan kami harapkan masyarakat menyambut baik kehadiran radio siaga bencana ini. Terkait program siaran telah disiapkan sebanyak 46 program yang disiarkan selama 17 jam per hari. Program utama adalah interaktif tentang pendidikan dan berita terkait kesiapsiagaan dengan porsi 48 persen. Radio siaga bencana tersebut juga akan bekerjasama dengan radio lokal untuk penyebarluasan informasi kebencanaan yang resmi.