MIXED FRESH INFO

Kesempatan kedua yang diberikan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) untuk PSSI melaksanakan kongres memberikan sedikit nafas bagi nasib pesepakbolaan di tanah air. Bagaimana tidak kongres yang sedianya sudah dilakukan 2 kali ini ternyata gagal karena adanya perseteruan antara pihak komite normalisasi dengan pihak yang menyebut dirinya "Kelompok 78". Komite normalisasi menolak pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon Ketua Umum PSSI dan Komite Eksekutif, sedangkan kelompok 78 ngotot mendukung pencalonan kedua orang tersebut. Beberapa orang termasuk aku bingung apa yang sebenarnya diperebutkan menjadi Ketua Umum PSSI? Kenapa juga baru sekarang jabatan ketua umum PSSI ini menjadi perebutan beberapa pihak? Apakah ada aliran dana besar yang tersembunyi di dalam jabatan tersebut?

Kesempatan kedua FIFA ini membuat Surakarta berminat menjadi tuan rumah kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Juni 2011. Kongres tersebut digelar untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode berikutnya. Wali Kota Surakarta Joko Widodo mengaku sudah beberapa kali mengutarakan niat menjadi tuan rumah kongres PSSI kepada Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar. Surat pengajuan resmi rencananya dibawa Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo, yang juga menjadi anggota Komite Normalisasi.

Beberapa alasan yang dikemukakan kenapa kongres PSSI digelar sebaiknya dilakukan di Surakarta antara lain Surakarta tidak punya kepentingan apa pun dalam kongres alias tidak punya hak suara dalam kongres setelah kepengurusannya dibekukan Ketua Umum PSSI sebelumnya, Nurdin Halid. Selain itu sejarah PSSI juga bermula di kota Surakarta. Ditinjau dari sisi fasilitas, Surakarta memiliki ruang pertemuan untuk ribuan orang, kamar, dan beragam kuliner yang akan memanjakan peserta.