Kawah timbang di Gunung Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, terus menyemburkan gas beracun Karbon Dioksida. Warga pun diminta mengosongkan rumah guna mengungsi ke tempat aman. Aktivitas vulkanik Gunung Dieng masih menunjukkan peningkatan. Kandungan gas karbon dioksida yang dikeluarkan sudah mencapai 1,5 persen jauh di atas ambang batas aman yang ditetapkan pemerintah sebesar 0,5 persen. Peningkatan aktivitas kawah itu terlihat dengan kian pekatnya asap putih yang keluar dari dalam kawah.
Sejarah mencatat gas beracun yang keluar dari kawah Gunung Dieng tidak bisa dianggap enteng. Kasus serupa pernah terjadi yakni tepatnya di kawah Sinila yang merenggut 149 korban jiwa pada 1979. Saat ini, aktivitas kawah timbang di gunung tersebut terus mengalami peningkatan puluhan kali, sejak dua pekan lalu.
Tetapi masyarakat setempat memiliki cara unik untuk mendeteksi ada tidaknya gas beracun yakni dengan cara menggunakan ayam atau kelinci untuk mengetahui ada tidaknya gas beracun. Ayam atau kelinci bisa mati saat menghirup gas beracun. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, cara-cara tersebut amat tradisional dan sudah tak bisa digunakan lagi. Pasalnya, gas beracun saat ini bisa mengambang di atas permukaan tanah setinggi 1-2 meter sehingga benda hidup yang berada di atas permukaan tanah tidak selalu mati jika gas yang mengambang agak naik ke atas. Akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Dieng ini mengakibatkan penurunan wisatawan tersebut mencapai 50 persen. Wisatawan-wisatawan yang sebagian berasal dari Jepang, Belanda, dan negara Eropa lainnya membatalkan kunjungannya ke Gunung Dieng.
KAWAH TIMBANG GUNUNG DIENG
Posted by Mixed Fresh Info
Kamis, 02 Juni 2011, under
dampak vulkanik Gunung Dieng,
gunung dieng,
News,
tragedi kawah sinila
|
0
komentar
One Response to "KAWAH TIMBANG GUNUNG DIENG"
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.