MIXED FRESH INFO

Opsi menggelar kongres baru menjadi pilihan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Ketua KONI/KOI Rita Subowo dalam pemaparan di depan Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI. Hal itu langsung mendapatkan pertentangan dari sejumlah anggota dewan. Andi menyatakan bahwa kongres diharapkan bisa dilakukan dengan cepat agar terpilih kepengurusan baru dalam PSSI. Andi kemudian menyatakan kongres baru itu harus diikuti dengan kompromi kesepakatan dari semua pihak yang terkait sebelum kongres dilakukan.

Menurut Andi, kongres ini memang diharapkan bisa cepat dilaksanakan. "Namun harus disiapkan dengan matang, agar tidak lagi tercipta kebuntuan," katanya. Hal itu juga didukung oleh Rita Subowo. "Kami sebagai KONI persiapkan kemungkinan sanksi, kongres sebelum 30 (Mei), sesuai aturan yang diinginkan olah FIFA," katanya.

Rita melihat bahwa hal itu merupakan opsi yang bisa dilakukan agar Indonesia bisa terlepas dari sanksi FIFA. "Kita menghadapi beberapa masalah jika terkena sanksi," katanya. Rita menyinggung masalah persiapan SEA Games yang sudah cukup dekat. Ferdiansyah, dari Fraksi Golkar, menilai bahwa upaya untuk menggelar kongres baru sangat tidak mungkin dilakukan. "Bagaimana caranya mendapatkan waktu untuk kongres lagi sebelum tanggal 30 Mei, hampir dipastikan tidak ada kesempatan lagi," katanya.

Hal senada juga disampaikan Dedi Gumelar dari Fraksi PDI Perjuangan. "Hampir tidak waktu untuk menggelar kongres sebelum 30 Mei," katanya. Menurutnya, yang paling baik adalah menantikan hasil laporan dari Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar. Bahkan, Dedi mengusulkan agar Indonesia meminta tambahan waktu 6 bulan. Waktu yang ada ini menurutnya dilakukan untuk mengevaluasi semua pengurus PSSI di daerah-daerah yang ada di Indonesia. "Untuk melihat apa yang salah sehingga bisa diperbaiki," katanya. Selain terkait masalah waktu kongres, anggota komisi X DPR RI dari fraksi Golkar, Zulfadhli, juga menyoroti masalah tindakan yang dilakukan oleh Kelompok 78 di dalam kongres. "Saya meminta Komite Normalisasi untuk melakukan sidang komisi disiplin dan memberi sanksi kepada oknum yang sengaja membuat ricuh dan menggagalkan pelaksanaan kongres," katanya.

Menurutnya, sikap keras yang ditunjukkan kelompok 78 ini sebagai hasil keputusan dua nama calon yang diusung oleh kelompok itu sendiri, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro. "Saya sayangkan pihak yang jelas tidak bisa dicalonkan, tidak berjiwa besar demi memajukan sepakbola Indonesia," katanya.