KEMACETAN DAN PENINGGALAN BUDAYA
Sebaiknya langkah yang diambil untuk mengatasi kemacetan tersebut selalu memperhatikan semua aspek agar tidak merusak berbagai peninggalan budaya yang telah ada sebelumnya. Seperti rencana pembangungan jalan tol Solo-Yogyakarta. Pemkab Klaten dan Kementerian Pekerjaan Umum telah memetakan dua lokasi alternatif jalur jalan tol, yakni Klaten bagian utara dan selatan, yang ternyata akan melintasi kawasan situs-situs yang dilindungi. Jika proyek tol melalui jalur utara, maka akan melintasi situs Candi Ratu Boko dan Candi Sojiwan. Sedangkan di selatan terdapat banyak candi-candi yang masuk di dalam kompleks Candi Prambanan, seperti Candi Sewu, Candi Plaosan Lor, dan Kidul. Jangan sampai kejadian yang menimpa kompleks Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi kembali terjadi. Pada waktu itu pembangunan jalan disekitar kompleks candi diketahui merusak menappo atau tumpukan batu berstruktur candi. Apakah kita harus mengorbankan peninggalan budaya demi pembangunan jalan tol dan membuat anak cucu kita tidak mengetahui lagi sejarah budaya bangsanya sendiri?
One Response to "KEMACETAN DAN PENINGGALAN BUDAYA"
-
Blogger
Says:
walah kalo mengurangi kemacetan dengan cara seperti ini sama saja dengan membunuh peninggalan sejarah bangsa ini malah gawat, semoga saja tidak terealisasi
Sukses Slalu! -
etam grecek
Says:
wah klo hrus mengorbankan situs sejarah dan kebudayaan... kyknya perlu di kaji ulang... karena peninggalan sejarah tak ternilai harganya....
-
om rame
Says:
semoga instansi terkait dapat memperhatikan haL tersebut, yakni dengan adanya pemerataan pembangunan bukan berarti meratakan peninggaLan-peninggaLan sejarah yang menjadi cermin kebudayaan bangsa ini.
-
ariefborneo
Says:
Wah jangan sampe terjadi tu sob...site dan kebudayaan jgn smpe tergusur hanya karna pembangun jalan tol apa untuk pengetahuan anak cucu kita nanti...sebaiknya di kaji ulang lg tu niat pemerintahnya..
-
fb
Says:
Enggak ada jalur lain ya
-
ALLIEN 99
Says:
apresiasi masyarakat kita terhadap budayanya sendiri masih kurang brur.. modernisasi kota jadi tanpa arah :)
-
etam grecek
Says:
datang lagi pagi ini...
semoga itu tak terjadi... -
bolehngeblog
Says:
mengatasi macet akan sulit dilaksanakan jika setiap harinya pengguna kendaraan bertambah...mengatasi kemacetan ini bukan hanya masalah bangsa indonesia,akan tetapi juga melanda negara-negara lain..maaf, belum ada alternatif solusi pemecahan masalah kemacetan..
-
wilianto
Says:
huh, bosen juga ama kemacetan.
ampir dimana-mana ketemu sama mr.macet.
hehehe..
lam kenal bos.. -
kakak dan abel
Says:
memang dimana sudah macet, yang nggak macet tinggal di hutan sob. salam kenal sob
-
redbox
Says:
ya sob. sepertinya kita sudah terbiasa dengan kemacetan. apalagi ketemu pasar sudah dipastikan seperti apa macetnya
-
anggasona
Says:
kl untuk candinya jgn dipindahin/dibongkar, ntr kta ga tau peninggalan sejarah, tp kl untuk mmebuat jaln tolny ya bs sj dialihkan lewat arah yg lain ...
-
Ferdinand
Says:
Waduh itu gimana sih Pemerintah daerah klaten.... emank ga bisa mikirin alternatif lain ya... biki jalan layang kek, apa bikin Underpass kan bisa ngapain mesti ng'rusak situs bersejarah.. aku bener2 ga setuju untuk yg satu itu.. apa2an tuh.....
Dan untuk kemacetan aku akuin apalagi di Jakarta kemacetannya udah stadium akhir.....
makanya buat pemerintah mending ngurus macet tuh dari pada sibuk ngurus Rumah aspirasi.......
maaf nie aku telat... met akhir pekan yach... -
munir ardi
Says:
syukur ya sob kampung aku masih sepi belum macet gitu, tapi ya sunyi karena jarang kendaraan
-
tiwi
Says:
kl sampe mengorbankan peninggalan sejarah jgn ah...apa tdk ada cr lain??itu pr u pemkot yg bersangkutan.
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.
aduuh.. jangan sampai deh. Bagaimana nanti anak cucu kita tahu tentang peninggalan sejarah kalau digusur?