Perkembangan teknologi pembuatan pesawat intai nirawak (unmanned aerial vehicle) yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel memicu Singapura mengembangkan teknologi serupa. Melalui perusahaan Singapore Technologies Engineering, Singapura, mengembangkan tiga tipe pesawat intai nirawak: Fan Tail, Skyblade III, dan Skyblade IV.
Tipe pertama adalah Fan Tail, yakni pesawat intai mini yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal serta terbang dalam cuaca berangin. Pesawat ini sangat ideal untuk aplikasi pengawasan di daerah perkotaan. Kemampuannya terbang secara vertikal dan bergerak horizontal meningkatkan fleksibilitas pesawat ini. Fan Tail tidak hanya digunakan untuk keperluan sipil, tapi juga untuk misi pengintaian militer, pengawasan daerah perbatasan, peringatan dini terhadap ancaman militer, dan mengukur tingkat kerusakan pascaperang. Pesawat berbentuk kapsul vertikal setinggi 115 sentimeter dengan bagian tengah menggembung ini memiliki tiga "kaki" sebagai penyangga. Bobotnya 6,5 kilogram dan mampu terbang selama 30 menit dengan jangkauan jarak sejauh 8 kilometer.
Pesawat intai tipe kedua adalah Skyblade III dengan badan berbentuk mirip capung sepanjang 1,4 meter dan bentang sayap 2,6 meter. Pesawat berbobot maksimum 5 kilogram ini mampu terbang selama satu jam penuh dan mencapai ketinggian hingga 1.500 kaki (457 meter). Kecepatan maksimum sebesar 40 knot dan mampu menjelajah hingga sejauh 8 kilometer. Skyblade III dapat digunakan untuk aplikasi sipil maupun militer, mulai dari pengawasan daerah perkotaan hingga misi pengintaian. Dilengkapi kamera pengawas tunggal di bagian moncong, pesawat berwarna abu-abu ini dapat mengambil gambar secara detail. Harga satu unit Skyblade III beserta kamera pengawasnya bisa mencapai SIN$ 100 ribu (Rp 705 juta).
Tipe ketiga dan paling besar adalah Skyblade IV. Pesawat intai ini memiliki bentuk mirip Hermes 450 buatan Elbit Systems asal Israel. Pada kondisi cuaca cerah, Skyblade IV mampu menjelajah hingga radius 100 kilometer dari lokasi peluncuran. Pesawat ini mampu terbang mencapai ketinggian 15 ribu kaki (4.575 meter) selama 6-12 jam. Selain untuk misi militer, pesawat sepanjang 2,4 meter dengan bentang sayap 3,7 meter ini bisa digunakan untuk mencari lokasi kebakaran, mengukur suhu udara suatu daerah, serta pengambilan foto udara. Skyblade IV dilengkapi parasut yang mengembang ketika melakukan pendaratan. Pesawat intai ini dilengkapi dua kamera beresolusi tinggi, masing-masing untuk siang dan malam hari, serta satu illuminator. Illuminator adalah sensor untuk menentukan target pengawasan atau pengintaian. Kamera dapat menangkap dan memperbesar gambar target secara detail dengan warna yang tajam. Sensor lain juga bisa ditambahkan, seperti sensor suara dan sensor panas. Harga pesawat ini bisa mencapai SIN$ 1 juta.
PESAWAT INTAI NIRAWAK II
Posted by Mixed Fresh Info
Kamis, 16 Februari 2012, under
News
|
0
komentar
One Response to "PESAWAT INTAI NIRAWAK II"
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.