Pemimpin delegasi Angkatan Bersenjata Rusia, Letnan Jenderal Alexander Ilin, melantik 60 prajurit Korps Marinir TNI-AL menjadi pengawak pertama tank amfibi BPM-3F setelah mengikuti pelatihan selama empat bulan. Pelantikan itu dilakukan di sela-sela penutupan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI-AL di lapangan apel Karangpilang, Surabaya.

Dalam upacara itu, Ilin juga menyerahkan sertifikat pengawak-pengawak pertama tank BPM-3F yang dibeli Indonesia dari Rusia melalui perusahaan negara itu, Rosoboronexport, tahun lalu. Kursus itu diikuti 60 personel, terdiri dari 24 personel Resimen Kavaleri-1 Marinir, 30 personel Resimen Kavaleri-2 Marinir, dua personel Denhar Pangkalan Marinir Surabaya, dan empat personel dari Pusdikkav Komando Pendidikan Korps Marinir TNI-AL.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pendalaman serta penguasaan tentang teknis pengoperasian dan karakteristik seluruh komponen material tank amphibi BMP-3F. Diharapkan awak kendaraan tempur BPM-3F dapat lebih menguasai tentang kemampuan dan keunggulan kendaraan tersebut yaitu kemampuan daya tembak, keunggulan sistem kendali senjata, kemampuan daya amphibi, serta kemampuan daya kejut yang tinggi.

BMP-3F yang dibeli Indonesia merupakan versi ekspor tank amfibi itu dengan sejumlah kekhususan yang disesuaikan dengan keperluan pertahanan maritim nasional. Di antara keunggulan itu adalah kemampuan "berenang" di laut dengan kecepatan 10 mil laut per jam pada gelombang laut berstatus state 3. Dengan meriam smoothbore berkecepatan rendah, proyektil pelurunya diklaim bisa menembus baja sekelas cobham yang dikenakan tank Challenger 2 buatan Inggris.