"Saya pribadi terima kasih kepada Kapolsek dan jajarannya yang selama 1 x 24 jam ini telah memperlakukan saya dengan profesional. Atas nama pribadi dan institusi saya maaf sebesar-besarnya pada semua pihak yang merasa tidak nyaman," ungkap Sumardy, Selasa (7/6/2011), di Mapolsektro Tanah Abang.
Sumardy mengaku aksinya ini sebagai salah satu bentuk kreativitas dalam mempromosikan bukunya yang sedianya diluncurkan pada Senin (6/6/2011). Buku tersebut berjudul "Rest In Peace Advertising: The Word of Mouth Advertising". Diakuinya, dunia periklanan sekarang seakan mati karena cara berpromosi yang digunakan sangat membosankan. Akhirnya, dia membuat ide gila dengan rencana akan mengirimkan 100 peti mati kepada para pesohor dunia maya, konsultan PR, media massa, hingga orang marketing perusahaan-perusahaan swasta di Jakarta.
Strategi pemasaran dengan membuat sesuatu yang sensasional seperti mengirimkan peti mati bukanlah hal yang baru. Strategi pemasaran yang sensasional merupakan suatu cara yang murah dibandingkan dengan membayar iklan di media. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan meraup keuntungan yang besar.
Strategi semacam itu sekarang ini banyak digunakan untuk memasarkan buku. Penerbit memasarkan buku dengan judul-judul yang bombastis, tetapi isinya tidak dapat diuji secara ilmiah. Selain itu, cara-cara bombastis juga sering digunakan sebagai taktik penipuan di Internet. Ada pihak-pihak yang dengan gencar melakukan promosi kiat-kiat kaya dengan cepat.
One Response to "TANGGAPAN PENGIRIM PAKET MATI DAN BUKU STRATEGI PEMASARAN"
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.