Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (IATA) menolak program Uni Eropa, yang bakal memaksa industri bergabung dalam program perdagangan emisi karbon. Meski program itu baru akan dilakukan tahun depan, IATA dalam pertemuan dengan semua anggotanya di Singapura mengingatkan bakal adanya perang dagang antar maskapai yang ketat.
Skema perdagangan emisi, Uni Eropa akan memaksa operator membeli izin untuk setiap ton karbon dioksida yang dikeluarkan dalam ambang tertentu. Uni Eropa menawarkan untuk membebaskan maskapai negara-negara yang dapat membuktikan mereka telah menurunkan emisi karbon. Perwakilan dari negara-negara berkembang mengecam dan menilai aturan itu tidak adil. China Air Transport Association (CATA) berpendapat, program ini akan menambah biaya penerbangan Cina lebih dari US$ 100 juta pada tahun pertama dan lebih dari tiga kali lipat pada 2020.
IATA menilai program dari Uni Eropa, yang dirancang untuk menangani emisi dari industri penerbangan, hanya akan meningkatkan biaya dan menambah beban yang pemulihan industri semakin berat. Kemarin IATA secara resmi menurunkan target keuntungan dari sebelumnya US$ 8,6 miliar menjadi US$ 4 miliar. Alasannya, harga minyak yang tinggi serta gejolak di Jepang, Afrika Utara, dan Timur Tengah membebani pemulihan industri.
IATA meramalkan harga minyak rata-rata pada 2011 mencapai US $ 110 per barel, naik 15 persen dari US$ 96 tahun lalu. Ini akan menjadi masalah bagi maskapai penerbangan untuk menaikkan biaya tiket pesawat atau biaya tambahan bahan bakar untuk menutupi meningkatnya biaya produksi.
One Response to "PROGRAM PERDAGANGAN EMISI KARBON"
Terima kasih anda telah berkenan berkunjung dan meninggalkan komentar. DIHARAPKAN tidak melakukan SPAM, SARA, dan memasang link di komentar. Maaf Jika dilanggar maka komentarnya akan dihapus selamanya.