MIXED FRESH INFO

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas) membantah memberikan izin pengeboran sumur baru melainkan izin perawatan sumur kepada Lapindo Brantas Incorporated. Sebelumnya, Lapindo menyatakan akan membuka tujuh sumur gas bumi di Desa Kalidawir, Sidoarjo guna meningkatkan produksi gas dari 5 juta menjadi 20 juta metrik kaki kubik per hari. Jaraknya dengan semburan lumpur panas yang belum bisa diatasi sekitar 10 kilometer.

Padahal menurut Pakar geologi dan bencana dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Amien Widodo, pasca semburan lumpur panas di kawasan Sidoarjo, seluruh proses pengeboran di Jawa Timur masuk dalam kategori berbahaya. Tetapi, manajemen Lapindo Brantas menjelaskan kepada masyarakat bahwa pengeboran gas itu tidak akan menimbulkan semburan lumpur dan berjanji akan bertanggung jawab prosesnya. Jadi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada pengeboran sebelumnya yang menyengsarakan masyarakat, pihak manajemen akan lepas tanggung jawab. Buktinya saja proses pembayaran ganti rugi kepada korban lumpur lapindo belum juga tuntas padahal sudah berjalan 5 tahun. Apakah pihak lapindo Brantas bisa menjamin bahwa aksi pengeboran yang akan dilakukannya itu tidak akan menimbulkan keluarnya semburan lumpur lagi ???