Dibandingkan satu dekade lalu, kini banyak pengobatan kanker yang menunjukkan hasil memuaskan. Harapan hidup pasien meningkat, dan bahkan jumlah yang sembuh total pun bertambah banyak. Akan tetapi, terapi baru pengobatan kanker membutuhkan biaya yang sangat mahal. Padahal, sebagian besar penduduk di Indonesia belum memiliki asuransi kesehatan.
Pemerintah saat ini memang sedang mempersiapkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mencakup di dalamnya jaminan kesehatan untuk seluruh penduduk. Tetapi menurut Hasbullah Thabrany, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) yang menjadi moderator dalam diskusi Penatalaksanaan dan Pembiayaan Kanker di Indonesia yang diadakan oleh FKM-UI dan Roche, ada pihak-pihak yang menilai penyakit kanker tidak perlu dijamin oleh jaminan kesehatan karena mahal. Padahal, dengan penerapan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat, beban biaya pengobatan kanker sebenarnya dapat ditekan.
Kemajuan pesat dalam pengendalian kanker menurut Dr.Budi Hidayat, ahli ekonomi FKM-UI, membuat lonjakan biaya kanker di Amerika Serikat meningkat dari 27 miliar dollar AS di tahun 1990 menjadi 90 miliar dollar AS pada tahun 2008. Hal yang sama juga terjadi di tanah air. Berdasarkan data dari PT. ASKES terjadi kenaikan total pembiayaan kesehatan dari Rp 704 miliar di tahun 2007 naik menjadi Rp 1 triliun di tahun 2009.
General manager PT ASKES regional IV Jakarta Drg. Fajriadinur menyebutkan, dari total pembiayaan kesehatan yang dilakukan PT ASKES, sekitar 25 persennya dikeluarkan untuk pengobatan kanker.
Kanker adalah penyakit yang pastinya paling sangat ditakuti apalagi oleh kaum kekurangan... andai mereka bisa sedikit lega karena mereka di bantu, tentu sangat membangkitkan semangat mereka untuk tahu lebih banyak dan semangat mengantisipasi ^_^