Menurut Kepala BMKG Sri Woro, anomali iklim tersebut tidak terlepas dari sejumlah kondisi faktor pengendali curah hujan di wilayah Indonesia yaitu berkaitan dengan menghangatnya suhu permukaan laut perairan Indonesia yang kemudian menyebabkan terjadinya potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Berdasarkan pengawasan BMKG terhadap suhu perairan Indonesia selama Juni 2010, di sini terjadi kecenderungan suhu yang hangat. Kondisi inilah yang menambah penguapan dan membentuk awan berpotensi hujan. Selain faktor suhu permukaan laut, terjadinya hujan pada musim kemarau ini juga dipengaruhi pergerakan El Nino yang cenderung menambah massa uap air dan faktor dipole mode negatif yang menambah massa uap air ke Indonesia bagian barat. Juga ada pengaruh dari global warming. Pemanasan suhu Bumi ini tidak hilang, tetapi berubah bentuk menjadi energi kinetis dan hujan, dengan kondisi demikian potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan terjadi dengan intensitas sedang sampai lebat dan akan tetap terjadi hingga pertengahan Juli 2010. Musim kemarau 2010 ini cenderung lebih basah dibanding normalnya. Atau dengan kata lain, kecenderungan musim kemarau 2010 lebih pendek dibanding musim normalnya. Walau demikian intensitas hujan tersebut masih tergolong normal. Semoga kesadaran untuk mencintai lingkungan semakin tercipta, karena bumi semakin tua dan tanpa kita sadari kondisi iklim juga telah banyak berubah.
Bumi semakin tua ya