MIXED FRESH INFO

Tawuran? Siapa sih yang tidak mengenal kata yang satu ini. Beberapa kota besar hampir pernah terjadi tawuran baik itu antar pelajar, antar mahasiswa maupun antar warga. Aku merasa prihatin bahwa sekarang tawuran justru lebih banyak dilakukan oleh kaum pelajar atau mahasiswa. Bagaimana tidak, pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa justru sering terlibat tawuran seperti tawuran pelajar yang terjadi tadi siang di Jakarta dan tawuran mahasiswa di Makassar beberapa waktu yang lalu. Tawuran biasanya dipicu masalah sepele seperti pengeroyokan salah satu siswa atau mahasiswa yang beda sekolah atau universitas atau fakultas yang kebetulan melintasi kerumunan pelajar atau mahasiswa lainnya, saling mengejek antar pelajar atau mahasiswa sehingga memancing keributan yang melibatkan dua atau lebih sekolah. Padahal mereka yang melintas itu sebenarnya melewati fasilitas umum yang dibangun oleh negara yang dananya berasal dari uang masyarakat yakni dari uang pajak yang dibayar sendiri oleh masyarakat dalam hal ini orang tua pelajar atau mahasiswa itu sendiri. Jadi fasilitas umum seperti jalan raya merupakan milik semua warga masyarakat bukannya milik sekolah atau kampus tertentu. Tapi kenapa justru mereka diserang ketika melintas? Apakah mereka yang melintas di depan sekolah atau kampus harus diserang?
Masalah-masalah sepele tersebut seharusnya bisa diselesaikan dengan cara damai bukannya dengan adu kekuatan fisik. Alasan yang biasanya dikemukakan oleh oknum-oknum yang terlibat tawuran itu sebenarnya klise yakni adanya solidaritas antar teman atau kesetiakawanan. Aku merasa arti solidaritas teman atau setia kawan itu sudah disalahartikan. Solidaritas teman itu hendaknya tidak diwujudkan dengan saling balas menyerang siswa atau mahasiswa lain karena kita hidup di negara hukum jadi biarkanlah hukum itu yang berbicara. Banyak korban yang telah jatuh jika tawuran itu berlangsung baik korban fisik maupun materi. Apakah kita tidak merasa malu jika generasi penerus bangsa kita dikenal sebagai kaum intelektual yang cinta kekerasan?? Padahal kaum intelektual selalu mengutamakan pendekatan ilmiah dan cara damai untuk menyelesaikan masalah? Bagaimana nasib bangsa kita jika generasi penerusnya selalu mengutamakan kekerasan dalam setiap penyelesaian masalah yang terjadi?
Jadi marilah kita selalu mengutamakan cara yang damai untuk menyelesaikan semua masalah yang ada dan tumbuhkan sikap saling hormat-menghormati antar sesama sehingga kedamaian di dunia bakal tercapai karena kedamaian itu terasa indah.
"Peace Forever......."